3.2 IKATAN ION (IKATAN ELEKTROVALEN)
Ikatan ion adalah gaya tarik-menarik listrik antara ion yang berbeda muatan. Ikatan ion disebut juga ikatan elektrovalen. Atom logam cenderung melepaskan elektron sedangkan atom nonlogam cenderung menerima elektron, sehingga pembentukan senyawa antara atom logam dengan atom nonlogam umumnya melalui ikatan ion.
1. Pembentukan Ikatan Ion
Pada subbab sebelumnya, telah disebutkan bahwa ikatan antara natrium dan klorin terjadi karena serah-terima elektron. Mengapa hal itu dapat terjadi? Kita ingat kembali, natrium merupakan logam yang relatif mudah melepaskan elektron (mempunyai energi ionisasi yang relatif kecil), sedangkan klorin merupakan nonlogam dengan afinitas elektron atau kelektronegatifan yang besar. Ketika natrium direaksikan dengan klorin, maka atom klorin akan menarik
satu elektron dari atom natrium. Atom natrium berubah menjadi ion negatif. Selanjutnya, ion-ion yang berbeda muatan itu saling tarik-menarik, sehingga terbentuklah senyawa NaCl.
Pembentukan natrium klorida dapat digambarkan menggunakan penulisan Lewis sebagai berikut:
Ikatan ion hanya dapat terjadi jika unsur-unsur yang direaksikan mempunyai perbedaan daya tarik elektron (keelektronegatifan) yang cukup besar. Perbedaan daya tarik elektron yang cukup besar memungkinkan terjadi serah terima elektron. Pada kenyataannya, hal itu terjadi. Ikatan antara logam (khususnya golongan IIIA dan IIA) dan nonlogam (khususnya golongan VIIA dan VIA) cenderung ionik.
2. Rumus Kimia Senyawa Ion
Merupakan rumus kimia yang dibentuk dari penggabungan antar atom yang bermuatan listrik, yaitu ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Ion positif terbentuk karena terjadinya pelepasan elektron (Na+, K+, Mg2+), sedangkan ion negatif terbentuk karena penangkapan elektron (Cl-, S2-, SO42-).
Penulisan rumus kimia senyawa ion sebagai berikut.
- Penulisan diawali dengan ion positif (kation) diikuti ion negatif (anion).
- Pada kation dan anion diberi indeks, sehingga didapatkan senyawa yang bersifat netral (jumlah muatan (+) = jumlah muatan (-))
- Bentuk umum penulisannya sebagai berikut
Contoh :
Na+ dengan Cl- membentuk NaCl
Mg2+ dengan Br- membentuk MgBr2.
Fe2+ dengan SO42- membentuk FeSO4.
Mengapa rumus kimia natrium klorida adalah NaCl (Na : Cl = 1 : 1)? Sesuai dengan aturan oktet yang telah dibahas di atas, atom natrium akan melepas 1 elektron, sedangkan atom klorin akan menyerap 1 elektron. Jadi, setiap 1 atom klorin membutuhkan 1 atom natrium. Akan tetapi, jangan diartikan bahwa satu ion Na+ hanya terikat pada satu ion Cl-. Dalam kristal NaCl, setiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl- dan setiap ion Cl- dikelilingi oleh 6 ion Na+ dalam suatu struktur tiga dimensi berbentuk kubus. Rumus kimia NaCl adalah rumus empiris, menyatakan bahwa perbandingan ion Na+ : ion Cl- = 1 : 1.
Dengan berpatokan pada aturan oktet, maka rumus empiris senyawa ion dari suatu pasangan logam-nonlogam dapat diramalkan. Hal itu dimungkinkan karena jumlah elektron yang dilepas unsur logam sama dengan yang diserap unsur nonlogam.
Contoh Soal :
Pada reaksi-reaksi berikut, masing-masing unsur dapat mencapai konfigurasi oktet. Tulislah rumus elektron (rumus lewis) dan rumus empiris senyawa yang terbentuk.
a. Mg (Z=12) + Cl (Z=17)
b. Al (Z=13) + F (Z=9)
c. Mg (Z=12) + O (Z=8)
Jawab :
Langkah yang hars dilakukan adalah :
1. Menentukan konfigurasi elektronunsur logam dan nonlogam,
2. Menentukan jumlah elektron yang dilepas unsur logam,
3. Menentukan jumlah elektron yang diperlukan unsur nonlogam,
4. Menyamakan jumlah elektron sehingga diketahui rumus empiris senyawa,
5. Menggambar proses serah-terima elektron dengan lambang lewis.
a. Mg (Z=12) dan Cl (Z=17) mempunyai konfigurai elektron sebagai berikut.
Mg : 2 8 2
Cl : 2 8 7
Untuk mencapai konfigurasi oktet, Mg arus melepas 2 elektron, sedangkan Cl menyerap 1 elektron. Atom Mg berubah menjadi ion Mg2+, sedangkan atom Cl menjadi atom Cl-.
Mg (2 8 2) -------> Mg2+ (2 8) + 2e
Cl (2 8 7) + e -------> Cl- (2 8 8)
Untuk menyamakn jumlah elektron, atom klorin harus dikalikan dua, sedangkan atom magnesium dikalikan satu.
Mg (2 8 2) ---------> Mg2+ (2 8) + 2e (×1)
Cl (2 8 7) + e ---------> Cl- (2 8 8) (×2)
Jadi, rumus empiris senyawa adalah MgCl2.
b. Al (Z=13) dan F (Z=9) mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut.
Al : 2 8 3
F : 2 7
Al (2 8 3) melepas 3 elektron membentuk ion Al3+, sedangkan F menyerap 1 elektron membentuk ion
F-.
Al ( 2 8 3) ----------> Al3+ (2 8) + 3e
F (2 7) + e ----------> F- (2 8)
Jadi, rumus empiris senyawa adalah AlF3.
c. Mg (Z=12) + O (Z=8) :
Mg (2 8 2) ---------> Mg2+ + e
O (2 6) + 2e ---------> O2-
Jadi, rumus empiris senyawa adalah MgO.
Ikatan ion adalah gaya tarik-menarik listrik antara ion yang berbeda muatan. Ikatan ion disebut juga ikatan elektrovalen. Atom logam cenderung melepaskan elektron sedangkan atom nonlogam cenderung menerima elektron, sehingga pembentukan senyawa antara atom logam dengan atom nonlogam umumnya melalui ikatan ion.
1. Pembentukan Ikatan Ion
Pada subbab sebelumnya, telah disebutkan bahwa ikatan antara natrium dan klorin terjadi karena serah-terima elektron. Mengapa hal itu dapat terjadi? Kita ingat kembali, natrium merupakan logam yang relatif mudah melepaskan elektron (mempunyai energi ionisasi yang relatif kecil), sedangkan klorin merupakan nonlogam dengan afinitas elektron atau kelektronegatifan yang besar. Ketika natrium direaksikan dengan klorin, maka atom klorin akan menarik
satu elektron dari atom natrium. Atom natrium berubah menjadi ion negatif. Selanjutnya, ion-ion yang berbeda muatan itu saling tarik-menarik, sehingga terbentuklah senyawa NaCl.
Pembentukan natrium klorida dapat digambarkan menggunakan penulisan Lewis sebagai berikut:
Ikatan ion hanya dapat terjadi jika unsur-unsur yang direaksikan mempunyai perbedaan daya tarik elektron (keelektronegatifan) yang cukup besar. Perbedaan daya tarik elektron yang cukup besar memungkinkan terjadi serah terima elektron. Pada kenyataannya, hal itu terjadi. Ikatan antara logam (khususnya golongan IIIA dan IIA) dan nonlogam (khususnya golongan VIIA dan VIA) cenderung ionik.
2. Rumus Kimia Senyawa Ion
Merupakan rumus kimia yang dibentuk dari penggabungan antar atom yang bermuatan listrik, yaitu ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Ion positif terbentuk karena terjadinya pelepasan elektron (Na+, K+, Mg2+), sedangkan ion negatif terbentuk karena penangkapan elektron (Cl-, S2-, SO42-).
Penulisan rumus kimia senyawa ion sebagai berikut.
- Penulisan diawali dengan ion positif (kation) diikuti ion negatif (anion).
- Pada kation dan anion diberi indeks, sehingga didapatkan senyawa yang bersifat netral (jumlah muatan (+) = jumlah muatan (-))
- Bentuk umum penulisannya sebagai berikut
Contoh :
Na+ dengan Cl- membentuk NaCl
Mg2+ dengan Br- membentuk MgBr2.
Fe2+ dengan SO42- membentuk FeSO4.
Mengapa rumus kimia natrium klorida adalah NaCl (Na : Cl = 1 : 1)? Sesuai dengan aturan oktet yang telah dibahas di atas, atom natrium akan melepas 1 elektron, sedangkan atom klorin akan menyerap 1 elektron. Jadi, setiap 1 atom klorin membutuhkan 1 atom natrium. Akan tetapi, jangan diartikan bahwa satu ion Na+ hanya terikat pada satu ion Cl-. Dalam kristal NaCl, setiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl- dan setiap ion Cl- dikelilingi oleh 6 ion Na+ dalam suatu struktur tiga dimensi berbentuk kubus. Rumus kimia NaCl adalah rumus empiris, menyatakan bahwa perbandingan ion Na+ : ion Cl- = 1 : 1.
Dengan berpatokan pada aturan oktet, maka rumus empiris senyawa ion dari suatu pasangan logam-nonlogam dapat diramalkan. Hal itu dimungkinkan karena jumlah elektron yang dilepas unsur logam sama dengan yang diserap unsur nonlogam.
Contoh Soal :
Pada reaksi-reaksi berikut, masing-masing unsur dapat mencapai konfigurasi oktet. Tulislah rumus elektron (rumus lewis) dan rumus empiris senyawa yang terbentuk.
a. Mg (Z=12) + Cl (Z=17)
b. Al (Z=13) + F (Z=9)
c. Mg (Z=12) + O (Z=8)
Jawab :
Langkah yang hars dilakukan adalah :
1. Menentukan konfigurasi elektronunsur logam dan nonlogam,
2. Menentukan jumlah elektron yang dilepas unsur logam,
3. Menentukan jumlah elektron yang diperlukan unsur nonlogam,
4. Menyamakan jumlah elektron sehingga diketahui rumus empiris senyawa,
5. Menggambar proses serah-terima elektron dengan lambang lewis.
a. Mg (Z=12) dan Cl (Z=17) mempunyai konfigurai elektron sebagai berikut.
Mg : 2 8 2
Cl : 2 8 7
Untuk mencapai konfigurasi oktet, Mg arus melepas 2 elektron, sedangkan Cl menyerap 1 elektron. Atom Mg berubah menjadi ion Mg2+, sedangkan atom Cl menjadi atom Cl-.
Mg (2 8 2) -------> Mg2+ (2 8) + 2e
Cl (2 8 7) + e -------> Cl- (2 8 8)
Untuk menyamakn jumlah elektron, atom klorin harus dikalikan dua, sedangkan atom magnesium dikalikan satu.
Mg (2 8 2) ---------> Mg2+ (2 8) + 2e (×1)
Cl (2 8 7) + e ---------> Cl- (2 8 8) (×2)
Jadi, rumus empiris senyawa adalah MgCl2.
b. Al (Z=13) dan F (Z=9) mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut.
Al : 2 8 3
F : 2 7
Al (2 8 3) melepas 3 elektron membentuk ion Al3+, sedangkan F menyerap 1 elektron membentuk ion
F-.
Al ( 2 8 3) ----------> Al3+ (2 8) + 3e
F (2 7) + e ----------> F- (2 8)
Jadi, rumus empiris senyawa adalah AlF3.
c. Mg (Z=12) + O (Z=8) :
Mg (2 8 2) ---------> Mg2+ + e
O (2 6) + 2e ---------> O2-
Jadi, rumus empiris senyawa adalah MgO.